Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Tak Hanya Gurih dan Lezat, Nasi Sek Ternyata ada Nilai Historisnya


#raunholic - Nasi Sek Pariaman adalah salah satu makanan tradisional dari daerah Pariaman, Sumatera Barat, Indonesia. Makanan ini terdiri dari nasi yang dihidangkan bersama dengan gulai ayam atau rendang, sayur nangka muda, sambal lado, dan kerupuk. Makanan ini terkenal dengan cita rasa pedas dan gurih yang khas.

Gulai ayam atau rendang yang disajikan dengan nasi Sek Pariaman biasanya menggunakan bahan-bahan yang sama dengan gulai ayam atau rendang pada umumnya, yaitu ayam atau daging yang dimasak dengan bumbu rempah-rempah seperti serai, jahe, kunyit, dan cabe merah. Sayur nangka muda juga biasanya dimasak dengan bumbu rempah yang sama seperti gulai ayam atau rendang.

Sambal lado yang disajikan bersama nasi Sek Pariaman memiliki rasa pedas dan asam yang khas. Sambal ini terbuat dari cabai rawit, bawang merah, bawang putih, dan tomat yang dihaluskan dan dicampur dengan air jeruk nipis.

Kerupuk yang disajikan bersama nasi Sek Pariaman biasanya adalah kerupuk udang atau kerupuk kulit ikan yang digoreng hingga renyah.

Nasi Sek Pariaman biasanya disajikan dalam porsi yang besar dan cocok untuk dinikmati bersama keluarga atau teman-teman. Makanan ini juga sering dijual di warung-warung makan dan restoran di daerah Pariaman maupun di daerah-daerah lain di Indonesia.

Nasi sek adalah makanan yang berasal dari Pariaman, Sumatra Barat. Nasi sek merupakan singkatan dari nasi "saratuih kanyang (seratus kenyang)" dan telah ada sejak tahun 1980-an. 

Nama nasi sek berasal dari Bupati Anas Malik yang menjabat pada tahun 1980-an. Nama ini berasal dari harga nasi sek yang hanya seratus rupiah saat itu. Mencicipi Nasi Sek, Nasi Seratus Kenyang di Kota Pariaman menyebutkan bahwa nasi sek merupakan kuliner lokal yang berasal dari Pariaman, salah satu daerah pantai di provinsi Sumatera Barat. 

Keunikan Nasi Sek, Nasi Kucing Ala Pariaman – Duta Damai Sumatera Barat menyebutkan bahwa nasi sek telah ada sejak 1980-an yang dipelopori oleh Bupati Anas Malik sekitar tahun 1980.

Kuliner ini dipelopori oleh Bupati Kab. Padang Pariaman kala itu, bernama Anas Malik, tepatnya pada kisaran tahun 1980-an. Dengan kata lain, nasi sek merupakan kuliner lokal yang berasal dari Pariaman, salah satu daerah pantai di provinsi Sumatera Barat.

Nasi sek tidak nikmat disantap sendirian. Yang jadi keunikan, ternyata terdapat pada nama, harga bersahabat, dan juga lauk pauk yang melengkapinya. Dulu, nasi ini terdiri dari nasi yang dibungkus daun pisang, gulai jengkol, sambal cabai, sayur singkong, sehingga harganya murah. Sekarang makanan ini telah jauh berinovasi. Lauk pelengkapnya juga lebih beragam, tentunya tetap khas Pariaman.

Biasanya disajikan dengan aneka hidangan laut seperti sala lauk (ikan kecil goreng tepung) berbumbu khas–campuran tepung beras, kunyit, garam, dan jeruk nipis; goreng ikan teri balado; juga sala cumi yang rasanya tak kalah renyah. Pilihan pelengkap lainnya, Anda juga bisa mencicipi gulai kepala ikan atau gulai ikan karang khas Pariaman untuk menemani nasi sek.

Nasi Sek dihidangkan lesehan dan makannya dengan menggunakan tangan. Selain lauk pelengkap, minuman segar air kelapa muda, dengan tambahan susu dan perasan jeruk menambah kenikmatan tersendiri.Menu ini biasa dinikmati untuk santap siang. 

Lantaran ukurannya hanya sekepal tangan, nasi ini kerap membuat penikmatnya lupa sudah makan berapa bungkus. “Pembeli bisa menghitung sendiri berapa biaya yang dikeluarkan untuk satu kali makan” kata Syafrida, seorang pengelola restoran nasi sek di Pantai Gondoriah.

Memang, selain wisata laut dan pantai, kuliner ini menjadi andalan pemerintah Kota Pariaman dalam mempromosikan pariwisata. Termasuk mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar.

Untuk mencobanya, Anda hanya perlu menapakkan kaki di sepanjang tepi Pantai Gondoriah. Di sini ada banyak pondok lesehan penjual nasi yang menghadap ke laut. Letaknya tak jauh dari Pasar Pariaman dan stasiun kereta api, sekitar 53 kilometer dari Kota Padang, dengan melalui jalur darat.(budi)