Kacimuih, Kuliner Berbahan Singkong Dari Minangkabau
Setelah singkongnya matang, lalu dicampur dengan parutan kelapa dan gula pasir. Ketiganya diaduk menjadi satu, kemudian dimasukan ke dalam cetakan yang terbuat dari daun pisang dan Kacimuih siap disantap.
Ada dua cara menikmati Kacimuih. Pertama menaburkan gula putih atau gula aren di atas Kacimuih yang telah matang. Ini merupakan cara praktis menikmati Kacimuih.
Era 90-an, Kacimuih kerap meramaikan kedai-kedai di pelosok kampung. Kuliner tradisional Minangkabau ini juga nyaris ada di setiap jajanan sekolah, terutama Sekolah Dasar (SD) yang berada di pelosok kota di Sumatra Barat (Sumbar).
Seiring berjalan waktu, panganan manis berbahan dasar singkong ini kian langka di pasaran. Terutama bila dicari di kota-kota besar. Paling tidak Kacimuih bisa ditemukan di pasar-pasar tradisional atau saat Ramadan datang. Masih ada sejumlah pasar pabukoan yang menjual Kacimuih.
Kacimuih terbuat dari singkong dan diberi campuran parutan kelapa. Tidak sulit membuat Kacimuih. Cukup sediakan singkong, lalu dikupas. Setelah dibersihkan, singkong diparut kasar dan dikukus hingga singkong betul-betul matang.
Setelah singkongnya matang, lalu dicampur dengan parutan kelapa dan gula pasir. Ketiganya diaduk menjadi satu, kemudian dimasukan ke dalam cetakan yang terbuat dari daun pisang dan Kacimuih siap disantap.
Ada dua cara menikmati Kacimuih. Pertama menaburkan gula putih atau gula aren di atas Kacimuih yang telah matang. Ini merupakan cara praktis menikmati Kacimuih.Khusus untuk menikmati Kacimuih dengan gula aren memang sedikit repot. Sebab, parutan kelapa dimasak terlebih dahulu dengan gula aren yang telah dicairkan, kemudian diletakkan di atas singkong yang telah matang.
Paduan rasa singkong dan kelapa parut sangat lezat dan baik di lambung. Terutama ketika dinikmati saat berbuka puasa. Bagi yang biasanya tidak makan nasi dulu jelang salat tarwih, sangat cocok berbuka dengan Kacimuih karena kuliner khas ini bisa menjadi pengganjal perut. (*)