Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Sawahlunto Internasional Songket Carnival 2017, Ramai Dikunjungi Manis Di Ekonomi



Raunholic -- Festival yang untuk ketiga kalinya digelar, bertajuk Sawahlunto Internasional Songket Carnival (SISCa) 2017. Festival yang dirangkai dengan sangat profesional ini , mampu menumbuhkembangkan semangat rasa cinta dan bangga akan Songket Silungkang. Dan menjadi pemicu semangat penenun untuk terus berkreativitas, berkarya, berinovasi dengan tradisi turun temurun nenek moyang nagari Silungkang.

Songket produksi Sawahlunto Sumatera Barat, memang sudah mendunia. Didukung dengan event tahunan yang cukup menarik,  membuat songket kian kuat di hati peminatnya. Perhelatan Festival berlevel internasional ini dilaksanakan di Sawahlunto, dari 25 hingga 27 Agustus 2017.

Pada tahun 2015 , Festival ini pernah menyabet rekor MURI untuk peserta dengan songket terbanyak . masyarakat lokal Sawahlunto maupun wisatawan yang berkunjung ke Sawahlunto dengan penuh antusias dengan SISCA 2017 ini.

SISCa2017 mengusung tema Heritage for Sustainability, event ini diharapkan mendulang kesuksesan serta berdampak positif secara maksimal terhadap perekonomian masyarakat lokal Sawahlunto.

Wisatawan nantinya akan disajikan puncak acara karnaval atau arak-arakan yang menampilkan kreativitas desain dengan bahan utama Songket Silungkang. Event yang termasuk sebagai 10 nominator Festival Pariwisata Terpopuler di ajang Anugerah Pesona Indonesia 2017 ini diharapkan benar-benar dapat mengangkat nama Songket Silungkang di pentas nasional maupun Internasional.

Berbagai aktifitas yang digelar selama festival berlangsung, antara lain ada Pameran Songket Internasional (25-27 Agustus 2017), Fashion Show Cilik (25 Agustus 2017), SISCa Night (26 Agustus 2017), Konferensi Songket Nusantara (26 Agustus 2017), Karnaval Songket Silungkang (27 Agustus 2017).

Sekadar informasi, Songket Silungkang dibuat secara tradisional. Alat yang digunakan sebagian besar masih memanfaatkan tenaga manusia. Hal ini justru menjadi keunikan tersendiri, karena pengrajin bisa melakukan modifikasi beragam motif songket dan warna sesuai dengan keinginan pembeli (pasar).

Warna paling dominan yang digunakan adalah warna merah dan hitam. Sedangkan songket modifikasi saat ini sudah kaya akan warna, seperti warna hijau dan biru. Tak hanya warna, motifnya pun sudah banyak mengalami penyesuaian agar terlihat modis dengan model masa kini.

Songket merupakan produk tekstil yang telah dikenal sebagai warisan budaya. Songket dikenal bukan hanya karena keindahan kilau benang emas dalam berbagai motif yang unik saja, melainkan juga karena fungsi sosialnya sebagai alat kelengkapan kostum tradisional.

Salah satu jenis songket yang memiliki sejarah panjang adalah Songket Silungkang dari Sumatera Barat. Songket Silungkang dikenal sebagai sebuah produk peradaban bernilai tinggi yang diminati oleh banyak wisatawan dan telah menjadi salah satu sumber ekonomi yang menopang kehidupan masyarakat dan pariwisata Sawahlunto.

Diharapkan Songket Silungkang dapat terus menjadi inspirasi, bukan hanya menjadi objek budaya, tetapi juga dapat menjadi sumber kreasi terutama bagi para desainer dan pelaku industri sehingga dapat memberikan kontribusi besar dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

" Kami laksanakan lagi karena semangat kami menumbuh kembangkan rasa cinta dan bangga akan Songket Silungkang. Kami gelar sebagai pemicu semangat penenun untuk terus berkreativitas dengan tradisi turun temurun nenek moyang Nagari Silungkang. Ini poin yang kami usung,” ujar Ali Yusuf, Walikota Sawahlunto.
#raunholic