Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pariwisata Sumbar, Mari Belajar Dari Nihiwatu Dan Lubuak Nyarai

Suasana di Kaki Gunung Marapi  ( foto : Budi Rajobujang) 


#raunholic -- Sebagai propinsi yang 50 % lebih wilayahnya adalah wilayah perbukitan dengan tingkat sedang sampai sangat terjal dan memiliki risiko bencana dengan 12 ancaman, maka pilihan untuk mengembangkan pariwisata sebagai salah satu motor dan andalan penggerak ekonomi adalah pilihan yang harus dilanjutkan.

Akan tetapi tentu dengan tetap memperhatikan aspek risiko  sehingga tidak juga harus asal trabas aturan dan tetap memperhatikan keberlanjutan kondisi lingkungan, ekonomi dan sosial budaya.

Belajar Dari Nihiwatu Dalam Pengembangan Pariwisata

Menteri Pariwisata Arief Yahya sempat membanggakan Nihiwatu. Kala itu beliau menyatakan "Saya bangga Nihiwatu, menjadi contoh sukses ecotourism yang saat ini kita coba terapkan di Indonesia."

Pariwisata Indonesia patut berbangga dengan terpilihnya Nihiwatu, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) dinobatkan sebagai hotel terbaik dunia lewat ajang World Best Awards yang dilansir MajalahTravel + Leisure.

Nihiwatu meraih skor tertinggi 98.35, mengalahkan hotel-hotel bertaraf internasional lainnya, seperti The Spectactor di Charleston, South Carolina (97.78) dan Huka Lodge di Taupe, New Zealand (97.65). Selain Nihiwatu, The St. Regis Bali Resort Nusa Dua, Bali, juga memasukan Indonesia ke peringkat 35 hotel terbaik dunia dengan skor 96.22.

Sementara itu beberapa negara ASEAN pun masuk ke-100 list Hotel Terbaik Dunia versi Majalah Travel + Leisure seperti, Thailand dan Vietnam. Thailnda berhasil meraih peringkat 37 untuk 137 Pillars House(96.00), peringkat 66 untuk Four Seasons Resort (95.33), dan peringkat 72 untuk Four Season Tented Camp Golden Triangle 95.17). Vietnam meraih peringkat 51 untuk The Nam Hai (95.63).

Resor yang terletak di Desa Hobawawi, Wanukaka, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur ini terpilih karena menjadi sebuah destinasi dimana petualangan aktif dan kemewahan mutlak dipadukan dengan serasi bersama dengan unsur-unsur budaya lokal, di sebuah lingkungan yang eksotis dan otentik.

“Dilihat dari daftar pemenang, trend pariwisata saat ini menuju ke ecotourism yang melestarikan budaya lokal. Sebetulnya, di Indonesia banyak hotel yang menerapkan konsep ini. Saya bangga Nihiwatu menjadi contoh sukses ecotourism yang saat ini kita coba terapkan di Indonesia,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya .

Nihiwatu memiliki vila tiga kamar berbentuk rumah pohon, terletak di atas tebing, menghadap langsung Samudera Hindia. Selain itu, ada lebih dari 33 akomodasi vila dengan kolam renang pribadi serta pemandangan indah ke Pantai Nihi.

Beragam aktivitas bisa dilakukan di resor, mulai dari paket “safari spa” seharian penuh sampai eksplorasi pulau. Wisatawan dapat trekkingmenuju beberapa air terjun tersembunyi, pesawahan yang indah, juga desa lokal dan desa seniman. Ada pula piknik makan siang komplit dengan jamuan kelapa segar yang baru jatuh dari pohon.

Occy’s Left, private beach yang letaknya tidak jauh dari Nihiwatu merupakan surf spot ternama di kalangan peselancar profesional. Tempat berselancar yang jauh dari hiruk pikuk Canggu, Suluban, dan pantai-pantai mainstream lainnya di Bali.

“Penobatan Nihiwatu sebagai Resor Terbaik di Dunia menjadi momen yang membanggakan tidak hanya bagi Nihiwatu, tetapi juga untuk masyarakat Sumba dan bangsa Indonesia. 

Kami memperluas pemahaman kami mengenai persepsi umum akan sebuah ‘resor surgawi’, dan kini telah menciptakan sebuah destinasi yang memiliki rekam jejak geografi yang kuat, dengan ruang gerak yang sangat luas, yang memungkinkan para tamu untuk berkelana di keliaran alam Sumba,” jelas James McBride,Managing Partner Nihiwatu.

Sumatera Barat Juga Punya Kisah Ritno Dengan Lubuak Nyarai - nya

Berawal dari lokasi penebangan liar , kawasan hutan Gamaran di Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat , menjadi kawasan wisata alam berbasis kemasyarakatan yang mendunia . 

Hanya dalam dua tahun , kawasan yang dikelola pemuda setempat ini berhasil membendung penebangan liar dan menjadikan penebang dan penarik kayu sebagai pemandu wisata .

Bekerja sebagai penebang dan penarik kayu dari hutan , sudah dijalani sejak lama oleh sebagian warga Jorong Gamaran , Jorong Salibutan , Nagari Lubuk Alung , Kecamatan Lubuk Alung , Kabupaten Padang Pariaman . Dengan upah minimal seratus ribu rupiah , mereka mengenyampingkan besarnya resiko karena dan beratnya medan yang harus dilalui . 

Ketiadaan mata pencarian alternatif , membuat aktivitas ini terus berlangsung . Bahkan dalam sehari , puluhan batang kayu dikeluarkan dari tengah hutan Gamaran .

Menurut Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat Hendri Oktavia , meski masuk dalam kawasan hutan lindung bukit barisan satu , dan sumber air bagi pemukiman di hilir , namun aktivitas penebangan liar tetap dilakukan masyarakat , hingga ke hutan di sekitarnya .

Namun seiring berkembangnya objek wisata Nyarai di hutan Gamaran , aktivitas perusakan hutan itu , mulai berkurang dan ditinggalkan warga . Kawasan wisata air terjun Nyarai berada dua jam berjalan kaki ke tengah hutan Gamaran . 

Pengunjung harus berjalan kaki  menyusuri hutan dan melintas sungai . Sejak dibuka pada juli 2013 , Nyarai sudah dikunjungi hingga delapan puluh ribu wisatawan . Keindahan alam dan paket yang ditawarkan pengelola menjadi daya tariknya .

Dalam waktu singkat , kawasan wisata Nyarai dan hutan Gamaran sudah menjadi sorotan dunia dan meraih berbagai penghargaan . Seperti kawasan outdoor terbaik versi European Outdoor Conservation tahun 2015 dan pemenang lomba sadar wisata dan sapta pesona dari kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif .

Adalah Ritno Kurniawan , pemuda yang mempelopori pembangunan dan berkembangnya objek wisata Nyarai . Setelah tamat dari Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada , ia dan empat rekannya berupaya memaksimalkan potensi Nyarai menjadi tujuan wisata alam yang berbasis kemasyarakatan .

Meski sempat ditentang sebagian warga , namun keseriusan mereka berhasil mendapat simpati tokoh – tokoh masyarakat , bahkan pemerintah mengizinkan mereka mengelola lima ratus hektar hutan lindung tersebut menjadi kawasan wisata .

Sesuai dengan tujuannya , Ritno dan kelompok sadar wisata yang didirikannya merangkul para pemuda dan warga sekitar menjadi pemandu dan pelaku wisata  . Saat ini sudah tergabung seratus enam puluh lima pemandu , delapan puluh persennya merupakan mantan penebang dan penarik kayu di hutan .

Rahmad salah satunya , remaja enam belas tahun ini akhirnya meninggalkan kerja sebagai penarik kayu yang sudah dijalaninya sejak berusia empat belas tahun dan beralih menjadi pemandu wisata .

Setelah sukses membangun pariwisata Nyarai , para pemuda di bawah pimpinan Ritno juga mulai mengembangkan potensi di daerah sekitar untuk dijadikan kawasan wisata berbasis kemasyarakatan . 

Upaya mereka juga menjadi dorongan bagi pemuda di daerah lain di sumatera barat untuk bisa berbuat dan memanfaatkan potensi alam yang ada , tentu saja dengan tidak merusak alam .

Mensinergikan Kemajuan Pariwisata Dan Kelestarian Lingkungan Hidup 

Pariwisata jangan hanya "manggaleh" tapi harus juga galehnya dikemas sedemikian rupa sehingga bisa optimal. " Suatu kesia-siaan jika pengembangan Pariwisata Alam tanpa mengutamakan aspek lingkungan hidup berikut ekosistemnya, " jelas  Ade Edward , Ketua Ikatan Ahli Geologi Sumatera Barat yang juga Pemerhati Lingkungan ( 22/9).

Adanya kejadian Maninjau bisa menjadi pelajaran penting bagi kalangan dunia pariwisata di Sumatera barat. Wisatawan asing dan wisatawan lokal yang berkelas pastilah akan mengutamakan aspek Lingkungan Hidup, kebersihan lingkungan, kenyamanan, dan privasi.

Sebagai contoh adalah destinasi wisata Cubadak Resort, dari segi bangunannya tergolong standar . Hanya bangunan pondok namun dengan penataan interior, eksterior dan lingkungan yang sangat terjaga.Menjadi konsumsi kalangan wisman dan sangat diminati. Kondisi ini bisa dijual dengan rate tinggi .

Perlu diketahu, bahwa yang dibayar oleh setiap pengunjung wisata tidak saja penginapan, kulinernya, keramah tamahan masyarakat,  tetapi juga lingkungannya yang bersih terjaga. Harusnya hal tersebut bisa menjadi pembelajaran bagi kalangan dunia pariwisata Sumbar. 

Nihiwatu Sumba bisa menjadi baik tidak hanya karena penataan hotel nya saja tetapi juga karena lingkungan ekosistem masih terjaga.

Pariwisata tidak hanya cerita bagaimana menjual tapi lebih pada bagaimana menciptakan destinasi yg bernilai jual optimal. Sayangnya dari sisi penciptaan destinasi yang layak jual setingkat level dunia ini para pelaku wisata Sumbar belum memaksimalkannya.

Pendidikan Kesadaran Lingkungan

Kesadaran berlingkungan yang aman dan bersih merupakan katakter, karakter ini harus di tanamkan secara mendalam pada setiap tingkatan pendidikan. 

Yani, seorang Jurnalis Senior di Media Terkenal di Sumbar menyampaikan Waktu di  Sekolah Dasar, sejak kelas 3 sudah diwajibkan piket kelas, menyapu ruangan dan mengumpulkan   sampah.

" Hal ini cukup membuat anak SD kelas 4 umur 10 tahun mengerti makna tentang pertanggungjawaban atas  sampah yang dihasilkan dari makanan masing-masing. "

Dengan Pendidikan kesadaran lingkungan yang baik, akan terwujud masyarakat yang peduli terhadap kebersihan dan kelestarian alam di lingkungannya masing-masing. Sehingga Pariwisata yang dapat bersinergi dengan kelestarian alam dapat terwujud. (*) 


Sumber :
http://flobamoradewata.com
www.kababaik.com 
Ade Edward Darwin 
KS. Rajobasa